Kamis, 23 Februari 2012

Feature - Berita

Faisal Nobel :
Bergantung pada Bunga

Jelaga,team(1) -Hanya bisa pasrah untuk menunggu seseorang menghampiri dan membeli bunga dagangannya , Jumat (22/02/12).
            Sungguh profesi yang tak mudah bagi seorang wanita tua beranak 3, apalagi pekerjaan tersebut dia lakukan dari jam 08.00 pagi sampai 17.00 sore di Pasar Lama, tempat dia berdagang.
            Saya kada handak baganti gawian, wahini cari gawian ngalih “ ucap Ijum  si wanita yang sudah menekuni pekerjaan tersebut selama 15 tahun.
Walaupun pengahasilan yang dia dapatkan cuma 75.000 rupiah per harinya, dia mengaku pasrah. ”Bahanu mun  nasib bagus Rp 100, 200 bisa ja seharinya”ucapnya lagi.
            Pekerjaan tersebut dia lakukan demi menafkahi keluarganya,  terutama untuk menyekolahkan anaknya yang masih dibangku SMA.  Dia terpaksa melakukan pekerjaan tersebut karena hanya itu kebisaan yang dia miliki. Dengan bermodalkan uang dan kerajinan tangan yang dia miliki, maka jadilah rangkaian bunga yang tersusun dari bermacam-macam jenis bunga dan berbau wangi tersebut. “kalau modal sudah habis, saya terpaksa ngutang untuk membeli bahan-bahannya, terkadang untung dan malah bisa rugi” ucap ijum.
            Ijum mengatakan bahwa sekarang mencari pekerjaan sulit. Oleh karena itu, pemuda-pemudi yang sekolah tinggi terutama yang sudah kuliah sangat beruntung karena memiliki kesempatan kerja yang banyak dan luas. Setelah lulus kuliah mereka bisa bekerja dimana mereka sukai, terutama dikantoran.  Beda dengan kami yang cuma seorang pedagang kecil, kami sekolah cuma di tingkat SD dan SMP, itu pun sudah untung bisa sekolah.

            Sungguh perekonomian zaman sekarang sangat mengahawatirkan, terutama bagi kalangan pedagang kakilima. Hidup mereka bergantung pada dagangannya, apa yang terjadi bila dagangan mereka tidak habis atau tidak laku dijual, pastilah mereka akan sedih. Makan apa meraka kalau dagangan mereka tidak laku.
            Sedih memang melihat keadaan saudara kita yang berjuag keras tuk mendapatkan kehidupan yang layak. Apapun dan bagaimanapun pekerjaan yang mereka miliki, mereka tetap mensyukurinya, mereka sangat bergantung pada pekerjaan mereka tersebut.
Pemerintah harusnya menindak lanjuti nasib rakyat kita ini, mereka perlu belah kasihan, karena hidup mereka terancam kelaparan dikarenakan penghasilan yang tidak memadai dengan pengeluaran.
Sebagai orang yang beruntung dan sukses haruslah kita bersyukur, kita memiliki nasib yang lebih baik. Janganlah kita sia-siakan apa yang sudah tuhan berikan kepada kita, gunakanlah dengan sebaik-baiknya. (gst/*)

Tidak ada komentar: